TATA RUANG RUMAH ISLAMI
Dalam sebuah perbincangan dengan beberapa teman saya, seorang teman saya bilang : "sebenarnya rumah Si A itu sudah bagus dan cukup ideal, cuma sayang yaa... kenapa jemurannya ditaruh di depan". Lebih jauh temen saya mengatakan, kalau memang kondisi memungkinkan kan rasanya kurang etis jemuran pakaian (termasuk jeroan, kan nggak sehat to?) di taruh di depan. Itu kan sama saja aurat juga kok diperlihatkan. Dari pembicaraan itu dapat terlihat bahwa perencanaan/perancangan rumah haruslah memperhatikan hal-hal yang kelihatan sepele tapi prinsip.
Pada dasarnya kita diberi kebebasan berkreasi dan memanfaatkan teknologi dalam merancang sebuah rumah. Namun ada prinsip-prinsip yang tidak boleh terlewatkan. Sebagai keluarga tentu rumah yang kita bangun akan mendukung terbentuknya keluarga yang islami, keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan penuh dengan ketaatan kepada Alloh swt.
Rumah Islami bukanlah rumah yang ditentukan dengan adanya kaligrafi atau nggak. Berciri arsitektur timur tengah atau nggak. Rumah yang Islami adalah rumah yang memungkinkan ditegakkanya adab adab islami baik untuk penghuni maupaun untuk orang lain (misalnya tamu, kita tentu masih ingat adab bertamu). Dengan demikian rumah tersebut akan mendukung terbentuknya keluarga Islami.
Adab-adab islami akan sulit tertunaikan dalam hal kondisi bangunan tidak kondusif misalnya karena keterbatasan tertentu sehingga rumah tidak ada sekat, jumlah kamar yang tidak memadai atau fasilitas pendukung seperti kamar mandi yang tidak memadai atau terpisah dari rumah. Tetapi ada juga yang dari sisi ekonomi tidak ada masalah tetapi rumah yang dirancang tidak memperhatikan aspek hijab dalam fisik bangunan. Rumah mereka besar tetapi ketika ada tamu, tamu dapat "leluasa" melihat semua aktivitas (aurat rumah) yang ada di rumah tersebut.
Dalam kaitan ini, Syaikh Musthafa Masyhur memberi pesan:
- Yang ingin kami pesankan kepada keluarga muslim perihal bangunan rumah hendaklah mengambil jalan tengah, sederhana, berusaha memperkecil biaya pembuatan, dan hal-hal yang kurang perlu. Tidak (terlalu) luas tetapi tidak (terlalu) sempit, harus sehat, dan harus ada kamar yang cukup untuk memisahkan anak laki dan anak perempuan ketika tidur. Begitu pula harus dijaga agar jangan sampai aurat rumah terlihat dari luar. Usahakan kalau memungkinkan agar aktivitas penghuni rumah terpisah dari ruang tamu. Alangkah baiknya ada kamar khusus untuk shalat yang dijaga kebersihan dan kesuciannya.
Secara ringkas dapat di lihat sbb:
- Halaman dan bangunan yang "luas" dan sehat (higienis misalnya ventilasi udara, pembuangan air dsb)
- Ruangan dapat dibagi menjadi 3 kriteria : ruang publik (misalnya ruang tamu), ruang semi publik (misal ruang keluarga dan dalam kondisi tertentu bisa diubah menjadi ruang publik, untuk arisan atau pengajian) dan ruang privasi (misalnya kamar utama, kamar tidur tamu, kamar anak, kamar pembantu yang didukung fasilitas lain misalnya KM atau KM dalam jika memungkinkan).
- Ruang pelengkap, jika memungkinkan misalnya ruang perpustakaan, ruang shalat yang terjaga kesuciannya (meskipun untuk laki-laki lebih utama shalat berjamah di masjid)
- Tatanan interior yang bersih dan menyenangkan, ruangan yang terjaga kesuciannya.
- Tempat menjemur pakaian yang terhindar dari pandangan umum
- Dapur yang hieginis
Sumber: disarikan dari buku Pernik-Pernik Rumah Tangga Islami karangan Ust. Cahyadi Takariawan
Komentar
Posting Komentar