Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

ABDULLAH AL - IDRIS : Pakar Geografi Pembuat Peta Dunia

Gambar
oleh Kajian Islam dan Sains Roti Saliman Weru     UMAT manusia patut berterima kasih pada tokoh ini iaitu Abdullah Al-Idris (1099-1166 M). Dilahirkan dengan nama penuh Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif di kalangan ilmuwan dan masyarakat Barat dan dunia umumnya, Al-Idris dikenal sebagai seorang ahli geografi, dan pencipta peta dunia daripada perak seberat 400 kilogram. Berkat karyanya ini, umat manusia dapat mengetahui di mana letak benua atau kawasan tertentu yang ingin dituju. Beberapa pelajar di institusi pengajian tinggi menyanjung ilmuwan kelahiran Ceita, Sepanyol ini sebagai ahli geografi dan kartografi terbesar pada abad pertengahan. Idris atau Al-Sharif Al-Idris Al-Qurtubi juga memberi sumbangan dalam bidang ilmu kedoktoran.

KETIKA LIBYA DI BAWAH ISLAM

Gambar
  Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar Muammar Qaddafi, pemimpin Libya berusia 69 tahun itu menunjukkan wajah aslinya. Tokoh yang ke negeri-negeri Muslim lainnya gemar membangun citra pembela Islam dengan membangun masjid, membagi mushaf dan mengolok-olok Amerika itu kini menjawab demonstrasi rakyatnya dengan pesawat tempur! Karena shock dengan perintah itu, beberapa pesawat tempurnya lantas membelot ke luar negeri. Sebagian duta besarnya juga lalu mengundurkan diri. Padahal Libya di zaman kekhilafahan Islam dulu pernah menjadi lumbung pangan! Di bawah komando Amr bin Ash, tentara Islam membuka Libya mulai dari Cyrenaica, yang diganti namanya menjadi Pentapolis, Barqa. Pada 647 M, 40.000 pasukan yang dipimpin oleh 'Abdu'llah bin Sa'ad, menembus jauh ke Barat Libya dan mengambil Tripoli dari Bizantium. Selama berabad-abad berikutnya Libya berada di bawah pemerintahan Islam dengan berbagai tingkat otonomi yang bervariasi, mulai dari Ummayah, Abbasiyah dan Fati

Kota Hijau, Destinasi Baru?

Perjalanan Jogja ke Turin, memang mengharuskan mampir ke beberapa terminal lain; Soeta di Cengkareng, Changi di Singapura, dan Charles de Gaulle di Paris. Perjalanan yang cukup lama dan memerlukan niat lebih, apalagi untuk menamatkan puasa pada hari2 itu, meski tergolong “safar” yang boleh saja menggantinya dengan puasa di hari lain atau membayar fidyah. Perjalanan ini akhirnya dituntaskan untuk membaca sebagian isi buku “Ecological Intelligence”nya Daniel Goleman yang dibeli di Periplus Cengkareng (akan ditulis di postingan lain). Bacaan2 majalah maskapai seperti Silverkris-nya SQ juga menarik untuk dilihat (tepatnya dalam menghilangkan kebosanan :-)). Yang menarik dari sana adalah postingan salah satu penyumbang tulisan Sarah Hileman tentang “Greencities”. Terus terang tulisan ini begitu menggelitik dan kembali mengingatkan akan tugas ideal di MK Pembangunan Kota Berkelanjutan untuk menjadikannya sebagai basis data banyak kota di dunia sebagai kota punya strategi kongkrit menuju sesu

Masjid Agung Umayyah Simbol Kejayaan Peradaban Islam

Masjid Agung Umayyah memiliki peran yang amat penting dalam sejarah peradaban Islam. Secara historis dan budaya, masjid yang berdiri megah di jantung kota tua Damaskus, Suriah, itu merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam yang paling tua. Inilah salah satu karya fenomenal dalam bidang arsitektur di era kekhalifahan yang menjadi simbol kejayaan dan kebanggaan peradaban Islam. Arsitekturnya telah memberi pengaruh bagi seni bina masjid di seluruh dunia. Masjid Agung Umayyah yang diyakini sebagai salah satu tempat suci bagi kaum Muslimin, itu merupakan tempat lahirnya sejumlah elemen penting dalam dunia arsitektur Islam. Dari masjid inilah, arsitektur Islam mulai mengenal lengkungan ( horseshoe arch), menara segi empat, dan maksurah. Berdirinya Masjid Agung Umayyah berawal dari kedatangan Islam di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid di Suriah pada 635 M. Dengan menjunjung semangat toleransi, umat Islam yang menguasai Damaskus memberi kebebasan bagi penganut Nasrani untuk beribadah. Ke

KHURASAN, Tanah Matahari Terbit

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda; ‘’(Pasukan yang membawa) bendera hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem, di tempat itulah mereka akan mengibarkan benderanya.’’ (HR:Turmidzi). Khurasan merupakan wilayah yang terbilang amat penting dalam sejarah peradaban Islam. Jauh sebelum pasukan tentara Islam menguasai wilayah itu, Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya telah menyebut-nyebut nama Khurasan. Letak geografis Khurasan sangat strategis dan banyak diincar para penguasa dari zaman ke zaman. Pada awalnya,Khurasan Raya merupakan wilayah sangat luas membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni (Afghanistan); Merv dan Sanjan (Turkmenistan), Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (Tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran). Kini, nama Khurasan tetap abadi menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran. Luas pro

Arsitektur Dinasti Seljuk

Dinasti Seljuk. Inilah kekaisaran Islam pertama Turki yang memerintah dunia Islam. Kekuasaan yang digenggamnya begitu luas meliputi Asia Tengah dan Timur Tengah — terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatan Asia. Kekaisaran Seljuk Agung yang mulai menancapkan kekuasaan pada abad ke-11 M hingga 14 M itu didirikan suku Oghuz Turki yang memeluk Islam mulai abad ke-10 M. Sejatinya, Kekaisaran Seljuk dirintis oleh Seljuk Beg. Namun, Kerajaan Seljuk yang berdiri pada 1037 M itu baru terwujud pada era kepemimpinan Tugrul Beg yang berkuasa hingga 1063 M. Sejarah mencatat Dinasti Seljuk sebagai kerajaan yang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan Islam yang ketika itu nyaris tenggelam. Dalam waktu yang singkat, wilayah kekuasaan Kerajaan Seljuk pun kian bertambah luas. Dinasti Seljuk mencapai puncak kejayaannya ketika menguasai negeri-negeri di kawasan Timur-Tengah seperti Irak, Persia, Suriah serta Kirman. Sebagai negara yang sangat kuat, Dinasti Seljuk amat disegani. Pada ta