Montpellier dan Prancis Selatan

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

<br>http://www.frank66furt.de/urlaub/montpellier/montpe23.jpg<br>Tidak seperti hari ini, berabad-abad yang lalu posisi dari Kristen Barat dan peradaban Islam benar-benar terbalik. Pada saat itu, tanah Islam yang berkembang sementara Eropa Barat akan melalui malam gelap. Scott mengatakan, bahwa
`Sementara dunia Kristen diselimuti kegelapan, dan segala pembelajaran kecuali bahwa metafisika tidak berguna dan teologi polemik telah diusir dari pikiran manusia, sedangkan Inggris terganggu oleh invasi Denmark dan Norman, dan biarawan biadab menantang otoritas raja nya dalam kehadiran tahta, sedangkan Charlemagne adalah desolating provinsi Jerman oleh pengasingan menyapu dan tanpa ampun, sedangkan konsili ekumenis yang menyatakan kebaikan selibat dan kesucian gambar, sedangkan penduduk Roma merasa geli oleh skandal paus perempuan ; selama periode stagnasi intelektual para pangeran Moor dari Spanyol dan Sisilia, sendirian di antara penguasa Barat, tetap hidup api suci seni, ilmu pengetahuan, dan filsafat '.
Draper memberikan deskripsi yang lebih rinci kontras ini. Dia mengatakan kepada kita bagaimana, sementara mandiri dan aman kota-kota Islam abad pertengahan memiliki sektor pertanian berkembang dan dikelilingi oleh sabuk hijau padat, 16 th abad ke Inggris masih memiliki perampok di jalan-jalan dengan orang-orang yang menderita dari kemiskinan dan berada di belas kasihan dari musim. Dalam bahasa berbunga-bunga lebih ia memegang:
`Dari kebiadaban orang-orang asli di Eropa, yang hampir dapat dikatakan telah muncul dari negara biadab, najis secara pribadi, kemalaman dalam pikiran, mendiami gubuk di mana itu adalah tanda kekayaan jika ada padang gurun di lantai dan tikar jerami dinding; sedih diberi kacang, Vetch, akar, dan bahkan kulit pohon; berpakaian dalam pakaian kulit un-kecokelatan, atau yang terbaik dari kulit-perrenial di daya tahan, tetapi tidak kondusif untuk kemurnian pribadi-a keadaan di mana kemegahan kerajaan tersebut cukup dan memuaskan diwujudkan dalam perlengkapan yang berdaulat, dan gerobak sapi, ditarik oleh tidak kurang dari dua belenggu ternak, mempercepat dalam gerakan-gerakan mereka oleh goads dari budak pejalan kaki, yang kakinya dibalut gumpalan jerami, dari orang-orang, orang-orang percaya yang saleh di semua fiksi liar mukjizat kuil dan relik masuk akal, dari degradasi teologi dasar, dan dari sengketa ecclesiastics ambisius untuk kekuasaan, menyenangkan untuk beralih ke sudut barat selatan benua, di mana, di bawah naungan dari jenis yang sangat, yang iradiasi cahaya adalah untuk istirahat sebagainya. Bulan sabit di Barat sebentar lagi akan lewat ke arah timur sampai penuh. "

Read More......

Sana'a Rising

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 09.33 | | 0 komentar »



"Sana'a harus dilihat, namun panjang perjalanan, meskipun droop hardy unta, kaki dipakai dalam perjalanan."
Yaman Tradisional Puisi
Pada pertengahan Februari 1978, pada pagi pertama saya di Sana'a, aku bangun sebelum cahaya pertama. Diterangi oleh nyala lilin di samping tempat tidur tunggal, langit-langit balok overhead bergelombang, terpampang di gips putih, kepedalaman di lambat, kurva anggun, menyatu dengan dinding ruangan terpampang seolah-olah telah diukir dari satu blok kapur putih. Saling bayangan pada permukaan putih dingin tidak memungkinkan untuk membedakan mana arsitektur berakhir dan patung dimulai. Seperti dalam kebanyakan arsitektur tradisional Yaman, ada beberapa garis lurus, permukaan datar atau sudut persegi. Nuansa keseluruhan ruang itu harmonis, intim, fungsional dan nyaman. Itu adalah sebuah ruang yang ideal.

Read More......

Maktab dalam Peradaban Islam

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Maktab telah dikenal sejak abad pertama Islam
Melek ilmu telah sejak dini dikenalkan dalam dunia Islam. Berbagai lembaga pendidikan lahir untuk memenuhi kepentingan ini. Salah satunya adalah maktab atau sering pula dikenal sebagai kuttab. Melalui maktab, sejumlah bidang ilmu diajarkan kepada para siswanya, misalnya tata bahasa dan Alquran.
Istilah maktab atau kuttab juga berserak dalam beragam literatur Islam. Hal ini menunjukkan maktab telah ada sejak abad pertama Islam. Siswa yang belajar di lembaga ini berasal dari kalangan merdeka dan budak. Sebuah riwayat menegaskan keberadaan lembaga tersebut.
Riwayat itu terkait dengan Ummu Sulayman, ibunda ahli hadis Annas bin Malik, yang meninggal pada 93 Hijriyah, yang pernah meminta pengajar di maktab mengirimkan beberapa siswa lelaki untuk membantunya membuat wol. Pada masa berikutnya, maktab ini menyebar ke seluruh dunia Islam.
Keberadaan maktab menembus hingga Spanyol dan Sisilia. Seorang pelancong Muslim, Ibnu Hawqal, yang meninggal pada 977 Masehi, mengungkapkan, terdapat sekitar 300 maktab di Palermo. Guru yang mengajar di maktab dihargai dan dianggap sebagai warga yang terpandang.
Selain itu, ada pula Nuaymi, penulis buku sejarah lembaga pendidikan di Damaskus, Suriah, berjudul Daris yang menyingkap pula soal maktab ini. Ia, misalnya, menceritakan maktab yang didirikan Pangeran Fakhr al-Din ibn Qazal. Maktab tersebut berdiri di atas tanah wakaf.
Maktab dikenal sebagai sekolah tingkat dasar sebab banyak anak Muslim yang mengawali pendidikannya di sana. Mereka mendapatkan pengantar ilmu agama dan umum. Namun, menurut pakar dunia Arab dan Islam, George A Makdisi, ilmu yang diajarkan lebih tinggi dibandingkan sekolah dasar yang dikenal sekarang ini.
Para siswa juga mendapatkan pengajaran dan pelatihan secara ketat. Kemudian, maktab memiliki siswa dan alumni yang masuk jajaran kalangan intelektual yang bisa diandalkan. Dalam konteks ini, Muhammad ibnu Walad, seorang sultan di Spanyol, mengalami pengalaman yang mengagumkan.
Pada suatu saat, Walad makan malam bersama cucunya yang merupakan siswa maktab. Di sela-sela acara makan malam itu, ia melontarkan syair secara spontan. Cucunya yang duduk di hadapannya segera membalas syair itu yang dibuatnya dengan spontan pula.

Read More......

Klasifikasi Kota

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Setiap kota memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi ciri khasnya.
Simbol peradaban Islam. Gelar itu layak disematkan pada kota-kota yang didirikan umat Islam. Sebagian kota kemudian menjelma menjadi pusat politik dan pemerintahan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan pusat studi agama. Peran itu menentukan dimensi dan fungsi dari sebuah kota.
Pakar geografi Muslim abad ke-10, al-Maqdisi, untuk pertama kali mengenalkan mengenai fungsi dan peran kota. Ia mengelompokkan atau mengklasifikasikan kota di dunia Islam menjadi empat bagian. Yaitu, metropolis (misr), ibu kota (qasaba), kota penunjang (madina), dan kota biasa (balad).
Tidak seketika sebuah kota berkembang besar. Butuh proses hingga puluhan tahun. Sejarawan dari Universitas Princeton, Oleg Grabar, mengatakan, satu kota yang dianggap penting dalam tataran geopolitik, komersial, sosial, dan keagamaan akan semakin cepat mengalami perkembangan.
Al-Jahiz, seorang ilmuwan Muslim di abad ke-9, mengungkapkan pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah ada sekitar 10 kota yang masuk dalam kategori metropolis. Kota tersebut adalah Baghdad, Kufah, Basra, Misr yang ada di Mesir, Ray, Nishabur, Merv, Balkh, dan Samarkand.
Setiap kota tersebut terkenal dengan karakteristik yang mendukungnya sebagai sebuah wilayah urban yang berpengaruh. Baghdad, misalnya, sangat kental dengan tradisi intelektualnya sekaligus ibu kota kekhalifahan. Basra dikenal sebagai kota industri. Misr ramai dengan aktivitas dagang, sedangkan Samarkand kondang bersama industri kerajinannya.
Sejarawan Gerald Henry Blake dan Richard Lawless dalam The Changing Middle Eastern City, mengungkapkan pada abad ke-10 seluruh dunia Islam seolah didominasi oleh kemasyhuran Baghdad. Kota megah yang dibangun Khalifah al-Mansur pada 762 Masehi itu jumlah penduduknya antara 200 hingga 500 ribu jiwa.

Read More......

Kota Islam: Granada I

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 18.46 | | 0 komentar »

GRANADA

Letak geografis: Granada terletak di sebelah selatan kota Madrid, ibu kota Spanyol sekarang. Iklimnya sangat bagus, karena itulah dinamakan Granada. Dalam bahasa Romawi . Granada berarti bagus dan indah. Dari sebelah selatan, berbatasan dengan Laut Tengah dan sungai Shaniel. Tingginya lebih kurang 669 m. di atas permukaan laut. Di sinilah letak rahasia keindahannya.
Ketika kaum Muslimin memasuki Granada, sewaktu penaklukan Andalusia (Spanyol sekarang), kota ini telah selesai dibangun di atas puing sebuah kota kecil yang bernama Albery. Di kemudian hari Granada menjadi ibu kota negara Dinasti Bani Ahmar. Granada pernah menjadi pusat ilmu keislaman terbesar dan salah satu mata rantai kebudayaan Islam yang mencakup kota-kota lain seperti, Kordoba, Valensia, Megrit, Asbilia, Toledo dan lain-lain.
Sebagai kiblat ilmu pengetahuan, para penuntut ilmu dari daerah-daerah tetangga, baik yang Islam maupun yang bukan banyak berdatangan. Ketika itu terkenal sekolah Yusufiah, sekolah Nasriah dan lembaga-lembaga pendikan lain. Kebangkitan ilmiah di Andalusia bersamaan dengan munculnya ahli ilmu falak dan matematika Abul Qasim Al-Magrity (397 H. / 1008 M.) yang mendirikan sekolah matematika terkenal.
Objek wisata: Setelah posisi Bani Ahmar menguat di Granada dan di sebuah bukit di sebelah timur lautnya, mereka mulai membangun pondasi kota atau istana Alhambra. Pada mulanya, Alhambra hanya merupakan benteng sederhana hingga Badis bin Habbus, menjadi raja Granada. Dialah yang membuatnya sebagai pusat pemerintahan dan membangun pagar tinggi di sekeliling bukit itu. Dengan perjalanan waktu Alhambra menjadi benteng Granada yang kuat. Sebab penamaannya dengan Alhambra adalah karena batu-batu yang dipakai untuk membangunnya berwarna merah (dari kata al-hamra = merah).
Hal lain yang membedakan Alhambra dengan tempat-tempat lain adalah mesjid-mesjidnya. Mesjid jami` Alhambra adalah mesjid yang paling bagus dan indah. Terkenal dengan banyaknya marmer yang dipakai untuk membangunnya. Juga rumah sakit-rumah sakit yang ada di dalamnya, seperti rumah sakit Granada atau rumah sakit kota.
Tokoh Granada yang paling terkenal: Granada terkenal dengan cendekiawannya di berbagai disiplin ilmu. Yang paling terkenal adalah: Imam As-Syathibi, Lisanudin Al-Khathib, Sarqisthi, Ibnu Zumrak, Muhammad bin Raqqah, Abu Yahya bin Radwan, Abu Abdillah Al-Fahham, Ibnus Syarrah, Yahya bin Hazil At-Tajbibi, As-Syaquri, Ibnu Zuhr dan dari kalangan wanita; Hafshah bintil Haj, Hamdunah bint Ziad dan saudarinya, Zainab.
 #####
Meneruskan cerita tentang Kota Granada, terutama situs arsitektur Islamnya, yakni Istana Alhambra. Tempat ini telah menjadi setting dari banyak penyanyi/film maupun iklan komersial. Silakan liat beberapa fotonya di links berikut, juga bacaannya. Mudah2an menambah motivasi dan doa kita untuk napak tilas dan berziarah di kota2
tersebut. Aamien.
MSR

Read More......

Pengantar
Sejak awal, Benteng telah diberi nama setelah kota Aleppo. Bukti dari penggalian arkeologi di Al-Qaramel Hill, pinggiran kota Aleppo, mengungkapkan adanya rumah hunian lingkaran yang kembali ke milenium kesepuluh SM dan ukiran di batu (rumah gua) dan penggalian di sekitar Aleppo mengkonfirmasi bahwa itu adalah kota tertua di dunia yang masih dihuni. Aleppo telah rusak sebagai akibat perang, invasi, gempa bumi dan wabah epidemi, namun kota ini terus meningkat dari reruntuhan dan bertahan.
Kota Aleppo disebutkan dalam tablet dari Mari dating ke 2850 SM dihancurkan oleh Rimoch yang Acadian di tengah milenium ketiga SM dan oleh orang Het di bagian awal milenium kedua SM Aleppo telah ditaklukkan oleh Mitanians, Mesir, Babilonia, Assyria dan Persia. Sejak 330 SM Aleppo merupakan bagian dari Lingkaran Yunani dan dikenal sebagai 'Bereoa'.
Aristoteles, filsuf, yang dikawal tentara Alexander the Great, Aleppo menikmati iklim yang baik dan suasana bersih. Dia memilih kota untuk tinggal di saat memulihkan diri dari penyakitnya. Ketika Salocus Nicator dibangun kembali kota di 312 SM, ia direnovasi Benteng dan digunakan sebagai garnisun militer. Dia membangun jalan lurus, yang masih ada saat ini, antara Al-Zarb Pasar di timur ke Antiokhia Gate di barat dan bercabang ke 39 souks tertutup (pasar).
Pada 64 SM Pompious memprakarsai hubungan antara Aleppo dan Eropa, dan itu terus berkembang selama Era Romawi. Karena lokasinya yang strategis, Aleppo menjadi pusat keagamaan dan ekonomi penting. Di Era Bizantium, Aleppo adalah pusat Kristen yang besar. Helen, ibu Kaisar Konstantin, dibangun katedral besar yang telah dikonversi menjadi sebuah sekolah dan masjid di 1124 CE selama pengepungan Tentara Salib di Aleppo. Katedral sekarang sekolah Al-Halaweih.
Dari 636 Masehi dan seterusnya, Aleppo berada di bawah aturan, Umayyah Abbasiyah, Seijuks, Zankis, Ayyubiyah, Mamlouks dan Ottoman. Melalui Eras dan selama ribuan tahun, Aleppo terus menjadi pusat ekonomi menghubungkan benua dan lautan dalam perdagangan sutra, rempah-rempah, tekstil dan parfum. Banyak elemen membantu menciptakan's keunikan Aleppo, beberapa di antaranya: 

Read More......

Taman Kota di Era Keemasan Islam

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Sejak abad pertama hijrah, masyarakat Islam sudah mulai menghadirkan taman dan kebun di lingkungannya.
Semrawut dan kumuh. Itulah gambaran suasana sebagian besar perkotaan yang dihuni masyarakat Muslim, saat ini. Tak heran, jika masyarakat Muslim kerap dikritik lantaran kurang begitu peduli terhadap alam dan lingkungan. Suasana perkotaan masyarakat Muslim masa kini ternyata sungguh kontras bila dibandingkan 10 abad silam.
Ketika masa kekhalifahan dan era keemasannya, pemandangan kota-kota Islam begitu mencengangkan. Begitu indah, tertib dan nyaman. Suasana kota-kota Islam di masa kejayaan, tak bisa dibandingkan dengan kota-kota di Eropa masa kini, sekalipun. ‘’Kota-kota Eropa saat ini tak menawarkan cita rasa yang lebih,’’ papar John William Draper dalam History of the Conflict Between Religion and Science.
Menurut Draper, pada abad ke abad ke-10 M, jalan-jalan di kota masyarakat Muslim Cordoba begitu halus dan mulus serta bertabur cahaya pada malam hari. Rumah-rumah penduduknya pun begitu indah berhiaskan lukisan dinding dan permadani. Rumahrumah penduduk Muslim di zaman itu terasa hangat di musim dingin, karena sudah dilengkapi dengan tungku perapian.
Bila musim panas menjelang, suasana rumah terasa sejuk dengan aroma wewangian yang berasal dari kebun bunga yang dihubungkan melalui pipa bawah tanah. Kontras dengan Barat yang saat itu dikepung kekumuhan, kota-kota Islam dilengkapi dengan beragam fasilitas publik yang lengkap dan di rumahrumah masyarakatnya juga memiliki kamar mandi, perpustakaan, ruang makan, serta air mancur.

Read More......

Perempuan dalam Arsitektur Islam

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Ira Adriati Winarno
ISLAM menempatkan kaum perempuan pada kedudukan yang tinggi. Ini dapat dilihat dari data tekstual yang tertuang dalam Al Quran maupun hadis. Ungkapan penghargaan terhadap kaum perempuan sudah sangat lumrah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ungkapan bahwa surga di bawah telapak kaki ibu. Bentuk lain yang barangkali belum banyak diketahui masyarakat luas adalah bentuk penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk material, khususnya arsitektur Islam.
Menarik sekali jika mengamati produk arsitektur dalam masyarakat Islam. Di tanah Arab tempat kelahiran Islam, masyarakatnya membedakan antara ruang bagi perempuan (harem) dan ruang pria. Di kawasan Indonesia pun beberapa daerah menetapkan perbedaan area bagi perempuan dan pria, misalnya dengan membatasi dengan tiang atau dengan ketinggian lantai.
Untuk apakah pembedaan tersebut? Untuk membatasi gerak perempuan? Menurut saya, justru untuk melindungi perempuan dari orang-orang asing yang tidak selayaknya melihat mereka. Untuk menghindarkan perbuatan negatif ayang dapat dialami kaum perempuan.
Sebenarnya arsitektur harem, khususnya di Irak abad ke-18, memiliki keunikan tersendiri. Penghuninya dapat melihat ke luar tanpa dilihat orang yang berada di luar.

Read More......

PANDANGAN KELIRU terhadap ARSITEKTUR ISLAM

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 15.20 | | 0 komentar »

Oleh : Ismail Raji A. Al Faruqi G
*"Banyak orang muslim dan non muslim yang meragukan fakta bahwa Islam sedikit banyak mempunyai hubungan dengan arsitektur. Keraguan mereka itu disebabkan karena mereka tidak tahu atau keliru, atau karena kedua-duanya (tidak tahu dan keliru)."* Banyak orang muslim dan non muslim yang meragukan fakta bahwa Islam sedikit banyak mempunyai hubungan dengan arsitektur. Keraguan mereka itu disebabkan karena mereka tidak tahu atau keliru, atau karena kedua-duanya (tidak tahu dan keliru).
Pertama, pihak yang tidak tahu : orang-orang muslim yang tidak menyadari bahwa :
1. Di seluruh Dunia Islam, kesatuan arsitektural merupakan satu segi dari kesatuan umat dibawah Islam. Sebelum kedatangan Islam, kesatuan arsitektural belum ada. Sebelumnya, gaya arsitektur dimana-mana saling berbeda. Kesatuan gaya justru muncul bersama Islam, yaitu : saat arsitektur khas Islam mulai mendominasi, dengan memperbolehkan munculnya variasi-variasi untuk hal non-esensial, sehingga gaya tersebut bisa menyesuaikan diri dengan iklim setempat, serta hal-hal istimewa peninggalan nenek moyang atau pakem adat istiadat.
2. Karakteristik gaya-gaya arsitektur yang terdapat di seluruh Dunia Islam dilengkapi dan diilhami oleh Islam. Seluruh standar arsitektural tepat guna pertama-tama diterapkan di Madinah, Baitul Maqdis, Dimasyq, Qayrawan, dan Baghdad, lalu menyebar ke seluruh Dunia Islam, seiring perkembangan dan penyebaran agama Islam.

Read More......

YERUSALEM SEJARAH KOTA SUCI KETIGA

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 15.12 | | 0 komentar »


Yerusalem memasuki babak baru ketika tentara Islam di bawah kepemim pinan Khalifah Umarbin Khattab mulaimelakukan ekspansipertama.
Yerusalem. Inilah kota suci ketiga bagi umat Islam, setelah Makkah dan Madinah. Di awal perkembangan agama Islam, Yerusalem menempati posisi yang sangat penting. Selama pe riode Makkah hingga satu tahun pas ca hijrah ke Madinah, kota itu sempat menjadi kiblat pertama bagi umat Islam. Setelah itu, Rasulullah SAW memindahkan arah kiblat ke Masjid Haram, di Makkah.
Pertautan Islam dengan Yerusalem juga tercatat dalam lembaran sejarah yang maha penting, yakni peristiwa isra mikraj Nabi Muhammad SAW. Perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW melalui isra mikraj itu sungguh amat istimewa. Sebab, lewat perjalanan itulah Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS: Al Israa:1).
Yerusalem pun bertambah istimewa, lantaran di kota itulah beberapa rasul terdahulu menerima wahyu dari Sang Khalik. Syahdan, kali pertama Yerusalem dibangun Nabi Daud AS setelah menguasai kota itu dari ma syarakat Yebusit. Nabi Daud lalu me ngembangkan dan menjadikan Yerusa lem sebagai ibu kota kerajaannya.

Read More......

Tata Letak Rumah Sakit II

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Berpacu Membangun Rumah Sakit
Oleh Yusuf Assidiq
Rumah sakit merupakan salah satu institusi paling berkembang pesat di dunia Islam pada abad pertengahan. Cendekiawan Aydin Sayili melalui tulisannya, The Emerge of the Prototype of the Modern Hospital in Medieval Islam, mengatakan, perkembangan itu merupakan prestasi yang luar biasa.
Apalagi, pada masa-masa selanjutnya, rumah sakit yang dikelola umat Islam menjadi acuan rumah sakit modern pada zaman kini. Beberapa rumah sakit dengan kualitas nomor satu bermunculan. Salah satunya, al-Nuri yang berada di Damaskus, Suriah. Rumah sakit ini dibangun pada 1154 Masehi oleh Nurudin Mahmud Zangi bin Aksungur.
Tak sedikit para penguasa dan pejabat tinggi yang dirawat di rumah sakit itu, salah satunya adalah Raja Mesir Mansur Qalawun (1279-1290). Terinspirasi kehebatan dan prestasi RS al-Nuri, Raja Mansur lantas memerintahkan agar rumah sakit sejenis didirikan di Kairo, Mesir. Lalu, berdirilah Rumah Sakit Mansuri.
Segera saja institusi ini menjelma sebagai salah satu rumah sakit terlengkap dan termodern di wilayah Islam. Rumah Sakit Baghdad menambah deretan rumah sakit penting. Ini dibangun pada masa Khalifah Harun al-Rasyid. Juga ada RS Ahmad bin Tulun di Kairo.
Pengembangan institusi rumah sakit gencar dilakukan sepanjang abad 8 dan 12. Dalam buku Atlas Budaya Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Ismail dan Lois Lamya al-Faruqi menjelaskan banyaknya sarana pendukung rumah sakit. Ada sarana rekreasi, toko obat, dapur, pabrik pembuatan pakaian, hingga perpustakaan.
Menurut sejarawan David T Tschanz dalam Medieval Islamic Hospitals and Medical Schools, rumah sakit di dunia Islam ikut andil dalam mempromosikan pentingnya hidup sehat. “Untuk mencapai masyarakat di level terbawah, rumah sakit pun membentuk semacam klinik berjalan,” ujarnya.
Hingga abad ke-12, sebanyak 32 rumah sakit besar tersebar di seluruh jazirah Arab, adapun di Andalusia terdapat setidaknya lima rumah sakit. Fasilitas itu dibuka selama 24 jam dan melayani tak hanya Muslim, tetapi juga non-Muslim. ed: ferry kisihandi

Read More......

Pencapaian di Bidang Konstruksi Bangunan

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

 by aristek-2004


Pendirian bangunan diserahkan kepada arsitek-arsitek ternama.
Bangunan menjulang dan bentangan jembatan, bertebaran di dunia Islam. Menjadi fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat pada masanya. Ini semua berawal dari penguasaan teknologi konstruksi oleh cendekiawan Muslim. Semua pencapaian menjadi pijakan pengembangan bidang tersebut pada masa-masa selanjutnya.
Melalui karya berjudul Islamic Technology: an Illustrated History, Donald R Hill dan Ahmad al-Hassan mengungkapkan pengerjaan konstruksi selalu beriringan dengan telaah teoretis, seperti matematik dan ilmu alam. Oleh karena itu, proyek pembuatan jembatan ataupun bangunan besar sering melibatkan pakar dari beragam keahlian.
Perpaduan teori dan terapan dalam pengembangan konstruksi menghasilkan serangkaian karya luar biasa. Jembatan yang dibangun umat Islam, misalnya, dikenal memiliki ketahanan luar biasa. Di masa Abbasiyah, pengadaan fasilitas penunjang transportasi, baik jalan maupun jembatan, menjadi perhatian utama.
Pencapaian gemilang pada bidang ini terekam dalam sejumlah risalah yang ditulis ilmuwan terkemuka. Buku Al-Ilam Bimaqib al-Islam yang ditulis al-Amiri merupakan salah satu risalah itu. Sejarah menyingkap pula perkembangan kemajuan umat Islam dalam pembuatan jembatan.
Muslim mengembangkan jembatan gantung bersuspensi terbuat dari tali dan kayu, seperti yang ada di Cina dan dipakai di sejumlah wilayah Islam. Jembatan gantung merupakan fasilitas penyeberangan utama untuk kawasan pegunungan di Andalusia, Iran (Persia), dan Afrika Utara (al-Maghribi).
Sejarawan Ibnu Hawqal memberikan informasi tentang jembatan sejenis itu di atas Sungai Tab, Iran, pada abad ke-10. Ia menyatakan, sungai itu dilewati sebuah jembatan kayu yang ketinggiannya di atas air sekitar 10 hasta. Buku Medieval Islamic Civilzation karya Josef W Meri mengungkapkan dua jenis bahan pembuat jembatan.
Biasanya, ujar dia, umat Islam menggunakan struktur batu (qantara) dan  kayu. Jembatan-jembatan itu berfungsi menghubungkan dua kawasan yang dipisahkan sungai atau jurang. Selain itu, ada pula jembatan berbentuk lengkung terbuat dari batu lazim yang biasa ditemui di kota-kota Islam masa itu.
Jembatan jenis ini terbilang kokoh dan beberapa di antaranya sanggup bertahan selama berabad-abad. Misalnya, jembatan abad ke-8 yang terdapat di Afganistan. Namun, kata Donald Hill dan Ahmad Hassan, tak setiap jenis jembatan diterapkan di wilayah-wilayah Islam. Semua disesuaikan dengan kondisi alam.
Pada kawasan perbukitan atau pegunungan, diutamakan jembatan dari kayu dan tali, sedangkan di perkotaan atau dataran, dimungkinkan adanya jembatan dari batu atau batu bata. Beberapa jembatan merupakan perpaduan bahan kayu dan batu. Batu memperkuat struktur jembatan dan dijadikan penyangga, bentangannya terdiri atas balok-balok kayu.
Jembatan ponton atau jembatan apung mewujud sebagai salah satu karya umat Islam. Banyak referensi mengenai jembatan ini dalam tulisan-tulisan ilmuwan Muslim. Jenis ini sangat dikenal di Irak yang digunakan untuk menyeberangi dua sungai dan saluran-saluran irigasi.
Pada abad ke-10, ada dua jembatan ponton di atas Sungai Tigris, Baghdad, Irak. Tapi, hanya satu jembatan yang digunakan. Sedangkan jembatan lainnya rusak dan kemudian tak terpakai lagi karena jarang orang memanfaatkannya. Sejarawan Ibnu Jubair juga menceritakan jembatan ponton.

Read More......

Pengawas Pasar

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

by aristek-2004

Al-Ghazali memuji peran pengawas pasar dalam karyanya, Ihya Ulum al-Din.
Pasar sejak awal menjadi pusat kegiatan ekonomi umat Islam. Fenomena ini muncul sejak masa Rasulullah. Semula, semuanya sederhana saja. Namun, seiring meningkatnya volume perdagangan yang kian meningkat, munculah kondisi yang lebih kompleks. Di dalamnya termasuk persaingan perdagangan.
Hal itu disadari Rasulullah yang kemudian memberi panduan. Tujuannya, agar umat Islam menjalankan kegiatan ekonomi di pasar dengan jujur dan adil. Untuk memperkuat aturan, muhtasib ditugaskan mengawasi jalannya kegiatan di pasar. Muhtasib merupakan petugas yang bekerja mengawasi pelaksanaan ketentuan di lingkungan pasar. Umar bin Khattab tercatat sebagai muhtasib pertama dalam sejarah Islam.
Pengawas pasar memainkan peran strategis. Mereka harus memastikan geliat ekonomi dan perdagangan berjalan sesuai ketentuan hukum serta agama. Siapa yang melanggar, akan ditertibkan, bahkan mendapatkan sanksi tegas.
Pada masa selanjutnya, posisi pengawas pasar ini dipertahankan sekaligus diperkuat. Di beberapa wilayah Islam, fungsi mereka tak lagi sebatas pengawas pasar, melainkan pada aspek lain dalam kegiatan keseharian masyarakat. Menurut sejarawan Michael Cook (2000),muhtasib mempertegas kehadiran hukum Islam di ranah publik.
Dunia Islam pernah melahirkan pengawas pasar terkenal yang berasal dari Malaga, Andalusia, yaitu al-Saqati. Ia menuliskan pengalamannya ke dalam sebuah buku berjudul Hisba. Ini berasal dari akar katahasaba,yang berarti memperhitungkan. Pada perkembangannya, hisba bermakna upaya penegakan hukum berdasarkan sistem peradilan.
Kebutuhan terhadap kendali pemerintah di pasar dan juga di beberapa aspek kehidupan menjadi cikal bakal pembentukan badan hisba. Fungsinya adalah menegakkan aturan di pasar dan di tempat lain. Pelaksana harian adalah muhtasib atau sahib al-suq, para pengawas pasar. Mekanisme ini dilembagakan sejak masa Dinasti Umayyah.
Sebagai aparat negara, mereka menerima otoritas dari qadi atau hakim. Keberadaan mereka adalah untuk mengatasi praktik penyimpangan dalam perdagangan. Demikian pula dengan perselisihan dalam usaha yang dikhawatirkan memantik terjadinya konflik antarsuku, keluarga, atau komunitas.
Biasanya, emir atau gubernur terpaksa turun tangan meredam gesekan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Pemerintah lantas menerbitkan aturan legal demi menjaga ketertiban umum, khususnya di pasar, sebagai jantung ekonomi di kota-kota Islam. Mereka, misalnya, mengecek bobot timbangan dan ukuran barang milik pedagang.
Muhtasib juga tak segan memusnahkan produk-produk dagangan yang sudah jelek supaya konsumen memperoleh barang yang baik. Setiap hari, mereka berkeliling pasar bersama asistennya. Di samping itu, mereka juga selalu mengingatkan pedagang dan pengunjung pasar untuk memelihara kebersihan pasar.
Terutama tidak membuang sampah sembarangan, yang akibatnya bisa mengotori kota. Dan, teks klasik karya al-Saqati mengurai secara perinci tugas serta fungsi pengawas pasar itu, praktik perdagangan, dan hukum. Di sini, ia menegaskan bahwa pasar mempunyai peran sentral untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, aktivitas di pasar harus diawasi secara ketat oleh negara demi menghindari praktik penipuan dan kecurangan. Selain sebagai pengawas, al-Saqati, yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abi Muhammad al-Saqati, dikenal sebagai pakar ekonomi ternama.
Sebagai seorang pengawas, ia diakui telah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Ia memahami betul seluk-beluk perdagangan di pasar. Ia mengenal pula secara mendalam beragam trik dan penipuan melalui timbangan maupun ukuran barang. Dengan alasan inilah, karyanya dianggap paling komprehensif.
Risalah al-Saqati menjadi rujukan bagi pejabat negara yang punya tanggung jawab di bidang perdagangan dan pengelolaan pasar. Pengaruh hisba sangat kuat di Spanyol hingga kemudian tersebar luas di seluruh daratan Eropa.

Read More......

Ruang Bedah dan Terapi Mental
Oleh Nidia Zuraya
Rumah Sakit Sultan Bayezid II ini beroperasi selama 400 tahun sejak diresmikan pada 1488 M hingga berkecamuknya Perang Rusia-Turki (1877-1878 M). Bahkan, hingga abad ke-19 M, bangunan ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien-pasien yang hendak menjalani perawatan bedah dan mereka yang mengidap penyakit mental.
Sejarah mencatat, RS Bayezid II sangat terkenal di Eropa dan dunia Islam. Sebab, rumah sakit ini memiliki tenaga-tenaga ahli bedah yang terampil. Di samping itu, rumah sakit ini juga terkenal karena metode pengobatan untuk penyakit mental yang diberikan kepada para pasien di timarhane (rumah sakit jiwa).
Metode pengobatan penyakit mental yang dilakukan oleh para dokter di rumah sakit ini menggunakan terapi musik, suara air, dan penggunaan wewangian atau yang dikenal dengan aromaterapi.
Selain itu, RS Bayezid II juga terkenal berkat pusat pengobatan matanya. Karenanya pada masa lalu, rumah sakit ini menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan bagi penderita penyakit mata.
Universitas Trakya
Kini, bangunan rumah sakit bersejarah tersebut menjadi bagian dari kompleks Universitas Trakya yang juga berada di Kota Edirne. Dan, sejak 1997, bangunan rumah sakit tersebut dialihfungsikan menjadi sebuah museum kesehatan bernama Bayezid II Kulliye Health Museum.
Museum tersebut didedikasikan untuk mengenang peran dan kontribusi penguasa Ottoman dalam mengembangkan khazanah ilmu pengobatan dan kedokteran.
Hingga saat ini, Bayezid II Kulliye Health Museum menjadi satu-satunya museum kesehatan yang terdapat di Turki. Museum ini memberikan berbagai informasi penting seputar sejarah dan perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan, khususnya pada masa pemerintahan Ottoman kepada para pengunjung.


Read More......

Kesultanan Majapahit

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 02.28 | | 0 komentar »

Oleh Pahrudin HM, MA
Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara. Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut. Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.

Read More......

Oleh Nidia Zuraya
Setiap ruang beratap kubah yang menyerupai hall.
Turki adalah salah satu negara Muslim dengan jumlah penduduk Muslim terbesar. Negara ini merupakan pusat pemerintahan kerajaan atau Dinasti Turki Usmani (Ottoman). Selama pemerintahan Dinasti Turki Usmani, negara ini berkembang pesat dalam berbagai bidang, termasuk arsitektur.
Sejumlah bangunan bersejarah terdapat di negeri ini. Mulai dari bangunan Aya Sophia, Istana Topkapi, hingga Masjid Biru. Satu hal yang sering kali luput dari perhatian adalah rumah sakit. Sebagai pusat kesehatan, Pemerintah Turki Usmani menaruh perhatian besar dalam bidang ini. Sejumlah rumah sakit dibangun untuk membantu rakyat dalam menjaga kesehatan. Salah satu rumah sakit yang berdiri megah dan kokoh adalah Rumah Sakit Bayezid II di kawasan Edirne.
Edirne atau sering disebut Adrianopel (Adrianople) adalah sebuah kota di seberang utara Selat Bosporus yang secara geografis menjadi bagian dari benua Eropa. Kota ini berhasil dikuasai oleh orang-orang Turki di bawah pemerintahan Murad I (1360-1389 M), penguasa Kerajaan Turki Usmani (Ottoman).
Pada 1362, Murad I berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke kawasan Eropa, dengan merebut, antara lain, Kota Edirne dari tangan Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Sejak saat itu, kekuasaan Ottoman menjadikan Kota Edirne sebagai pusat pemerintahannya. Sebab, kawasan ini terletak di tempat yang sangat strategis dalam jalur utama yang menghubungkan Eropa-Turki.
Hampir 100 tahun (satu abad) Edirne menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Turki Usmani. Selanjutnya, kota ini tidak lagi berfungsi sebagai ibu kota. Meskipun demikian, dalam sejarah kekuasaan Ottoman, sebagaimana ditulis oleh Andrew Petersen dalam bukunya, A Dictionary of Islamic Architecture, Edirne tetap menjadi kota penting bagi kekhalifahan Islam tersebut di mana para sultan Ottoman bermukim.
Sebelum dijadikan ibu kota pemerintahan Ottoman, Edirne sudah ramai sebagai pusat perdagangan dan juga budaya Muslim. Hal ini ditandai dengan banyaknya bangunan yang didirikan oleh penguasa Muslim di kota ini. Salah satunya adalah Rumah Sakit (RS) Bayezid II. Rumah sakit ini berada di dalam Kompleks (Kulliye) Bayezid II.

Read More......

Tata Letak Rumah Sakit I

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 10.00 | | 0 komentar »

Oleh Yusuf Assidiq
RUMAH SAKIT DILENGKAPI PUSAT PEMBUATAN OBAT UNTUK PASIEN DAN MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN.
Kemajuan bidang medis memicu perkembangan lebih jauh. Tak melulu karya dan pemikiran yang berserak. Namun, pada akhirnya muncul sebuah institusi berupa rumah sakit. Keberadaan rumah sakit selain berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan juga menjadi sentra pengembangan ilmu medis.
Rumah sakit yang representatif paling awal dibangun di Baghdad, Irak pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Tepatnya, ketika Harun al-Rasyid (786-809) menjadi khalifah. Rumah sakit dikenal dengan sebutan bimaristan atau maristan. Bangunan rumah sakit di Baghdad besar dan megah.
Rancang bangunnya menjadi acuan bagi rumah sakit lainnya yang baru didirikan di wilayah Islam. Gambaran mengenai rumah sakit di Baghdad disampaikan oleh sejarawan Muslim terkemuka al-Jubair. Ia mengunjungi Baghdad pada 1184 Masehi. Menurutnya, perlengkapan rumah sakit sangat memadai.
Bahkan ia mengungkapkan, kemegahannya tak kalah dengan istana khalifah. Kebutuhan air bersih di rumah sakit disalurkan langsung dari Sungai Tigris. Pada masa selanjutnya, umat Islam membangun sejumlah rumah sakit besar dan terintegrasi. Maksudnya, rumah sakit itu mampu memberi pelayanan pengobatan beragam jenis penyakit.
Selain itu, terdapat fasilitas rawat inap, ruang penyimpanan dan pelayanan obatobatan, tempat pendidikan bagi dokter dan tenaga medis, perpustakaan, bahkan menjadi pusat pengembangan ilmu serta praktik kedokteran. Sebagian besar rumah sakit Islam berkonsep modern sudah memiliki standar semacam ini.
Oleh karena itu, rancang bangun dan tata letak ruangan rumah sakit menjadi penting untuk dapat mengakomodasi seluruh fungsi tadi. Beberapa ruangan khusus melengkapi sarana yang ada. Hal itu diungkapkan dalam buku History of the Arabs. Si penulis buku, Philip K Hitti, menyebut rumah sakit Islam mempunyai ruangan khusus perempuan.
Berdiri pula gudang obat yang menyatu dengan bangunan rumah sakit. “Beberapa di antaranya dilengkapi perpustakaan kedokteran. Rumah sakit juga menawarkan kursus pengobatan,” urai Hitti. Gambaran yang ham pir sama tercantum dalam artikel berjudul “Islamic Culture and the Medical Arts” pada laman National Library of Medicine.
Artikel tersebut menggambarkan, rumah sakit yang didirikan umat Islam di Suriah maupun Mesir sepanjang abad ke-12 dan ke-13 juga memiliki setidaknya empat bangsal besar. Ruangan lain berukuran tidak terlampau luas, seperti ruang untuk dapur, gudang, apotek, tempat istirahat staf, dan perpustakaan.

Read More......

Kota Islam: Damaskus

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 03.03 | | 0 komentar »

DAMASKUS

Damaskus terletak pada posisi 30ï½°37ï½´ bujur timur dan 30ï½°33 lintang utara. Ibu kota Republik Syuriah. Sejak dahulu Damaskus terkenal dengan banyak sungai dan saluran air.
Pada mulanya Damaskus adalah kota pertanian kecil yang terletak di perairan sungai Bardi. Karena letaknya yang sangat strategis untuk pusat perdagangan, maka di sana banyak terdapat pasar. Pada milinium ke tiga sebelum Masehi, Damaskus yang merupakan salah satu kota berpenghuni tertua di dunia sudah menjadi ibu kota kerajaan Aramid yang maju.
Letaknya yang berada di persimpangan jalan menuju ke Irak dan anak benua Arab, membuat Damaskus untuk menjadi pusat perdagangan yang penting. Gerakan penaklukan Islam mulai memasuki Damaskus di tangan Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Sejak berdirinya dinasti Bani Umaiyah, Damaskus dijadikan ibu kota kekhalifahan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan yang bertahan hingga dinasti ini jatuh. Selanjutnya, Damaskus menjadi salah satu wilayah kekuasaan Bani Abbas. Pernah menjadi ibu kota pada masa khalifah Mutawakkil, tetapi hanya sebentar.

Read More......

ARSITEKTUR MESJID QAYRAWAN, TUNISIA

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Simbol Peradaban Maghribi

Sejarah membuktikan bahwa di masa lalu, setiap pemerintahan kekhilafan Islam yang menjadikan suatu negeri sebagai pusat pemerintahan atau gubernuran hampir selalu membangun sebuah monumen bersejarah, dan masjid adalah salah satunya. Yah, setidaknya itu satu hal yang bisa saya simpulkan.

qayrawan-01
Latar Politik
Begitu pula di Tunisia, yang dulu bernama Ifriqiya. Di masa itu, trah Aghlabid yang menjadi penguasa Tunisia pada pertengahan abad kesembilan masehi, membangun Masjid Agung Qayrawan. Masjid yang hingga saat ini masih merupakan masjid terbesar di daerah Maghribi, Afrika bagian utara itu dibangun pada masa pemerintahan Sultan Ziyadatallah I.
***

Read More......


Kaerawan terletak sekitar 156 km dari ibu kota Tunisia. Kata “kaerawan” berasal dari bahasa Persia yang diserap ke dalam bahasa Arab, berarti ‘tempat penyimpanan peluru’, ‘tempat turunnya pasukan tentara’, ‘waktu istirahat kafilah’ atau ‘tempat perkumpulan orang pada waktu perang’.
Kaerawan didirikan oleh Uqbah bin Nafi’ radhiyallahu ‘anhu pada tahun 50 H. Tujuan dibangunnya kota ini adalah agar umat Islam dapat tinggal dan menetap di tempat itu, karena Uqbah merasa khawatir kalau-kalau penduduk asli bangsa Afrika di sana kembali memeluk agama tradisionalnya bila ditinggalkan muslimin Arab.
Kota Kaerawan
Pemilihan lokasi kota Kaerawan dilakukan oleh Uqbah bin Nafi atas pertimbangan strategis. Suatu ketika, ia pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Penduduk negeri ini tidak memiliki moral yang jelas. Bila mendapat tekanan pedang (senjata), mereka akan memeluk Islam, tetapi bila umat Islam pergi, mereka kembali ke tradisi dan memeluk agama lamanya. Saya tidak melihat perlunya umat Islam tinggal bersama mereka. Saya justru berpendapat perlu membangun sebuah kota yang akan menjadi tempat tinggal umat Islam penduduk setempat.” Para sahabat itu pun membenarkan pendapatnya.

Read More......

MENILIK DAPUR SULTAN

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 06.00 | | 0 komentar »

Dapur istana dibagi menjadi beberapa bagian dan dikelola personel yang memiliki kecakapan di bidangnya.
Luasnya kekuasaan Turki Usmani, memberi pengaruh pada perkembangan cita rasa masakan. Demikian pula, dengan konsep penyajian masakan serta organisasi yang dibentuk di dapur istana, khususnya Istana Topkapi. Saat itu, dapur istana telah memiliki hierarki tersendiri.
Masakan dari sejumlah wilayah di bawah kekuasaan Turki Usmani, memperkaya pula perkembangan masakan secara umum dan di istana pada khususnya. Di antaranya, kebiasaan yang diwariskan dari wilayah Asia Tengah, yaitu mengonsumsi daging dan susu.
Budaya Arab dan Persia juga memberikan pengaruhnya. Persentuhan dengan kedua budaya ini terjadi saat periode migrasi ke Anatolia. Orang-orang Turki mewarisi kebiasaan makan dari wilayah yang mereka singgahi atau tinggali.
Kedua pengaruh budaya dalam masakan di Turki Usmani itu berkembang hingga abad ke-19. Bukti yang paling mudah diungkapkan adalah bertebarannya sejumlah masakan yang memiliki nama-nama Arab atau Persia.
Selain itu, ada pula masakan yang berasal dari kedua budaya tersebut, namun kemudian disesuaikan dengan cita rasa orang-orang Turki Usmani. Pada abad ke-15, khususnya, pengaruh Bizantium dan Anatolia juga merasuk.
Melalui pengaruh tersebut, orang-orang Turki Usmani menyukai buah-buahan dan sayuran. Ada pandangan, dalam pengelolaan dapur di Istana Topkapi, ada pula pengaruh Bizantium. Namun, mengutip laman Muslimheritage, sulit dibuktikan karena minimnya informasi soal itu.
Saat berkuasa, Turki Usmani telah membangun sebuah organisasi dan hierarki yang diterapkan di dapur istana, yaitu Istana Topkapi. Seperti diketahui, hingga Murad II naik takhta, para casnigirs atau pencicip makanan memberi layanan makanan bagi para sultan.
Pada masa-masa berikutnya, layanan ini kemudian diubah dan dibentuklah kilercibasilik atau kepala layanan makanan, yang memberikan layanan seperti yang dilakukan casnigirs. Dan,casnigirs tugasnya hanya memberi layanan eksternal.
Misalnya, mereka memberi layanan makanan kepada orang-orang yang bertugas di pengadilan. Seiring waktu, organisasi di dapur istana kemudian kian berkembang. Organisasi yang lebih baik dibentuk saat kekuasaan di tangan Sultan Mehmed II.
Organisasi untuk mengelola dapur di Istana Topkapi dikenal dengan sebutan Matbah-i Amire Emaneti atau Office of Imperial Kitchen Superintendant. Ini merupakan organisasi yang dibentuk untuk pertama kalinya oleh seorang sultan.
Matbah-i Amire ini merupakan unit administratif yang dijalankan olehemin atau pengawas dapur. Para pengawas ini dikepalai oleh ic kilercibasi yang memiliki kewenangan memberi masukan kepada Sultan.

Read More......

Muslim Indonesia: In Living Colors

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 23.43 | | 0 komentar »

Pernahkah Anda menemukan kartu ucapan Idul Fitri dengan gambar ketupat, di luar negeri? Atau jika Anda punya pengalaman Idul Fitri di negeri seberang (terutama negeri muslim), adakah hiasan ketupat yang menghiasi pusat pertokoan, seperti halnya di Jakarta?
Unik, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan muslim, dan budaya muslim, di Indonesia. Bukan hanya karena adanya ketupat sebagai bagian dari budaya Idul Fitri. Bukan juga karena adanya Islam yang ibadahnya diinterpretasi hanya ada tiga, hingga melahirkan Islam Waktu Telu di Lombok. Tetapi lebih dikarenakan Islam yang diinterpretasi sedemikian rupa hingga melahirkan keanekaragaman budaya muslim di Indonesia.
Hasil dari masuknya budaya muslim di Indonesia pun tidak terlihat dari bangunan-bangunan monumental, seperti pada masa klasik yang melahirkan candi Borobudur, misalnya. Hal itu bukan disebabkan miskinnya khasanah budaya Muslim di bidang arsitektur. Sedang kita tahu bahwa kota-kota seperti Istanbul, Cordoba, juga Agra, merupakan ‘museum terbuka’ yang memamerkan bentuk raya dari arsitektur yang dihasilkan orang-orang Muslim.
Mungkin hal itu disebabkan karena Islam yang ‘ditangkap’ masyarakat Indonesia tidak hanya sebatas fisik. Snouck Hurgronye pun berpendapat bahwa Islam sangat menguasai batin penganutnya di Indonesia. Seperti yang terjadi pada rakyat Aceh saat dibacakannya Hikayat Perang Sabil sebelum perang.
Walau demikian, tinggalan fisik (material culture) yang dihasilkan masyarakat muslim di Indonesia juga menjadi keunikan tersendiri. Seperti halnya bentuk atap tumpang pada masjid, yang merupakan ciri khas arsitektur masjid kuno di Indonesia.
Keunikan masyarakat Muslim di Indonesia tentu berkaitan dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Sehingga kita dapat melihat dalam konteks yang lebih luas: proses, keadaan sosial-masyarakat yang ada pada saat itu, juga budaya pembawanya.

Read More......

RUMAH SAKIT ZAMAN KEEMASAN ISLAM

Diposting oleh MUHAMMAD ZIYAD ALQASSAM | 07.13 | | 0 komentar »

Sebelum Islam datang dan mencapai masa kejayaannya, dunia ternyata belum mengenal konsep rumah sakit. Bangsa Yunani, misalnya, merawat orang-orang yang sakit di rumah peristirahatan yang berdekatan dengan kuil untuk disembuhkan pendeta. Proses pengobatannya pun lebih bersifat mistis yang terdiri atas ritual sembahyang dan berkorban untuk dewa penyembuhan bernama Aaescalapius.
Dalam artikel bertajuk Islamic Medicine History and Current Practice, Husain F Nagamia MD mengungkapkan bahwa sederet rumah sakit baru dibangun dan dikembangkan mulai awal kejayaan Islam. Pada masa itu, tempat mengobati dan merawat orang yang sakit dikenal dengan sebutan ‘Bimaristan’ atau ‘Maristan’.
”Ide membangun rumah sakit sebagai tempat merawat orang sakit mulai diterapkan pada awal kekhalifahan Islam,” papar Husain yang pernah menjabat sebagai ketua Institut Internasional Ilmu Kedokteran Islam (IIIM) ini.
Konsep rumah sakit pertama dalam peradaban Islam dibangun atas permintaan Khalifah Al-Walid (705-715 M) dari Dinasti Umayyah. Pada awal didirikan, keberadaan tempat perawatan yang dikenal dengan nama ‘Bimaristan’ itu digunakan sebagai tempat isolasi bagi para penderita lepra yang saat itu sedang merajalela.
Rumah sakit Islam pertama yang sebenarnya, menurut Husain, baru dibangun pada era kekuasaan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M). Rumah sakit tersebut berada di Kota Baghdad, pusat pemerintahan kekhalifahan Islam saat itu. Rumah sakit ini dikepalai langsung oleh Al-Razi, seorang dokter Muslim terkemuka yang juga merupakan dokter pribadi khalifah.

Read More......